Nafas Hidup Masyarakat Tutup Ngisor


Kirab Jathilan
           
     Kesenian bukan lagi sebagai hiburan, akan tetapi kesenian adalah sebagai nafas hidup bagi masyarakat Dusun Tutup Ngisor. Kenapa aku membuka cerita hari kedua ku dengan kalimat seperti ini? Tentu ada alasannya sobat wisata semuanya. Kesenian di dusun Tutup Ngisor ini tidak hanya digelar pada saat peringatan Suran, akan tetapi juga pada hari hari tertentu seperti pada bulan Agustus saat memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesi, bulan Maulud (Sekaten), dan pada Hari Raya Idul Fitri. Pelaku kesenian di Dusun Tutup Ngisor ini juga tidak hanya terdiri dari orang-orang dewasa, tetapi juga remaja dan anak-anak kecil. Masyarakat disini juga memiliki kredo atau dasar keyakinan “Urip ojo ninggalake kesenian” atau Hidup jangan meninggalkan kesenian. Inilah alasan kenapa kesenian merupakan nafas hidup masyarakat Tutup Ngisor.

Kesenian Lapangan Warok Bocah
Hari kedua, perjalananku dimulai dengan mengikuti Kirab Jathilan, kirab ini dilakukan dengan berkeliling Dusun sebanyak 3 kali putaran. Setelah itu baru dimulai pertunjukkan kesenian Jathilan di lapangan Padhepokan Seni  Tjipta Boedaya. Antusiasme warga untuk menyaksikan kesenian Jathilan ini sangat tinggi. Bahkan anak anak sekolah pun rela ijin untuk tidak masuk sekolah untuk menyaksikan kirab Jathilan ini. Usai pertunjukan kesenian Jathilan, di Padhepokan dilakukan pementasan gamelan dari berbagai perwakilan sekolah . Sedangkan di lapangan Dusun tutup Ngisor digelar pertunjukkan Kesenian Lapangan. Kesenian Lapangan ini tidak hanya berasal dari kesenian Dusun Tutup Ngisor tetapi juga dari Desa lain dan bahkan dari Kota lain. Kesenian Lapangan yang ditampilkan antara lain ada Soreng, Topeng Ireng, Jathilan, Warok, dan Kuda Lumping. Pada peringatan suran kali ini sedikit istimewa karena ada ritual untuk memohon agar hujan segera turun. Dan percaya atau tidak malam ini, purnama ke 15 harus rela tertutup mendung dan gerimis hujanpun turun membasahi tanah Tutup Ngisor walaupun hanya bebarapa menit. Tetapi cukup memberikan sensasi syukur akan hadirnya aroma tanah yang basah karena hujan.
Pementasan Wayang Gabungan

Selain itu di akhir upacara ritual Suran di dusun Tutup Ngisor ini juga diselenggarakan malam apresiasi seni dan pementasan wayang wong gabungan yang didukung oleh para pemain wong dari berbagai kota. Pada apresiasi seni ada tarian yang dibawakan oleh warga Negara Asing yaitu Kaori. Kaori ini merupakan warga negara Jepang yang memiliki ketertarikan pada kesenian Indonesia khususnya tari tradisional jawa. Sudah banyak tarian yang sudah dia kuasai dengan mahir. Duh rasanya aku malu, warga negara lain aja begitu apresiasi dan antusias untuk belajar kebudayaan negara kita, tapi kita sebagai warga pribumi jangankan tertarik untuk belajar tertarik untuk melihat saja sudah bagus. Pementasan wayang wong gabungan kali ini mengangkat lakon Sri Boyong . Pementasan ini berakhir sampai pagi hari , dan uniknya di akhir pementasan biasanya para pemain, penonton, dan semua yang terlibat saling berebut sesajen yang dipasang di atas dan sekitar panggung pementasan. Dengan berebut sesajen , para pemain wayang wong gabungan meyakini mendapatkan berkah dari upacara ritual Suran kali ini. Dan aku dapat satu buah pisang dari sesajen, semoga berkah ya sobat wisata. Berakhirnya pementasan wayang wong gabungan ini merupakan akhir dari serangkaian acara upacara ritual Suran yang diadakan pada tanggal 13-15 Suro (penanggalan jawa).
Iya itu tadi akhir cerita dari perjalananku di Desa Wisata Seni Budaya Tutup Ngisor, sedikit berbeda dengan perjalanan perjalanan sebelumnya. Tapi aku sangat merasa bersyukur bisa memiliki kesempatan untuk melihat lebih dekat upacara ritual Suran Dusun Tutup Ngisor.  Indonesia benar benar negara yang istimewa, dengan segala kekayaan budaya, seni dan kearifan lokalnya. Yuk sobat wisata yang penasaran dengan peringatan Suran ini, tahun depan bisa berkunjung ke Dusun Tutup Ngisor. Salam wisata dan salam budaya.

Komentar

Postingan Populer